Jumat, 24 Januari 2014

OpenSUSE 13.1. Bagaimana Sang Bunglon Menampakkan Diri?

Jika berbicara tentang SUSE Linux yang note bane-nya OS server, cari yang gratis tentu OpenSUSE. OpenSUSE yang berbasiskan SUSE Linux ini memang dikhususkan untuk consumer, bisnis kecil, yang ingin merasakan SUSE Linux secara gratis dan para developer.

Versi terbarunya adalah OpenSUSE 13.1 yang akan saya review saat ini. Seperti apakah kehebatannya? Mari kita lihat.
 
OpenSUSE 13.1 KDE Desktop 64bit
Intel Core i7-3612QM 2.10GHz
4GB DDR3 SO-DIM
Intel Corp. 3rd Gen Core Graphics Controller dan NVIDIA GeForce GT 630M
Aspire V3-471G-52454G75Makk
Installasi :
Saat installasi, penampilan dan penampakan interface cukup sederhana dan mudah untuk diikuti. Karena saya mendownload file .iso DVD yang lengkap, kita bisa memilih dengan bebas versi desktop yang kita inginkan. Tersedia DE Gnome dan KDE. Ada opsi ketiga yaitu Other, namun sayangnya saya tidak mencoba untuk melihatnya.

Tampilan :
Yah, OpenSUSE dengan desktop KDE ini benar-benar membuat saya sangat terkesan. Dengan tampilan yang apik dan bisa anda atur dengan sangat leluasa dan sesuka anda. Saya seperti melihat Windows 7 dalam kernel Linux. Namun menurut saya, yang ini lebih keren.
Dari desktop, taskbar, system tray, sampai login screen bisa anda atur sesuka anda. Bahkan widget pun bisa anda letakkan di login screen saat anda me-lock komputer anda saat anda meninggalkan komputer anda. Selain itu anda juga bisa menambahkan widget dan tambahan lain dengan mudah. Jika merasa kurang, anda juga bisa mendownload yang lain dan dengan mudah ada menu tempat dimana anda bisa memilih applet dan widget untuk didownload. Sayangnya, untuk Application Launcer, saya merasa terlihat sangat biasa dan terlalu sederhana.

Aplikasi dan Fitur :
Konfigurasi secara global terdapat aplikasi control panel yang mengatur seluruh pengaturan sistem, yaitu YaST. Aplikasi ini benar-benar membuat saya mengatakan "WAH!!". Seluruh pengaturan dari sistem hampir semuanya ada di sini dan ditampilkan secara grafis. Bahkan sudah terinstall aplikasi server, partitioner, setting kernel, dan lainnya. Sangat lengkap rasanya segala pengaturan yang sudah tersedia di dalamnya. Bahkan, sangat mudah untuk diikuti. Untuk pengguna Linux pemula, fitur ini benar-benar membantu. Namun untuk para Linuxer tentu lebih memilih mengatur sistemnya secara command line dibandingkan secara grafis.
Yang lebih asik, jika anda log out atau mematikan komputer tanpa mematikan aplikasi-aplikasi yang sedang berjalan, aplikasi tersebut akan kembali berjalan saat startup. Terasa seperti hibernate namun tentu berbeda. Jika hibernate segala proses sebelumnya tersimpan dalam hardisk, dalam fitur ini aplikasi sebelumnya hanya dijalankan kembali.

Terdapat aplikasi bernama KWalletManager yang menyimpan pengaturan di dalam komputer anda dan mengamankannya dengan password. Namun, menurut saya, aplikasi ini sangat mengganggu. Contohnya, AP wifi di tempat saya sering putus-nyambung dan setiap akan melakukan koneksi dengan AP, KWalletManager selalu meminta password untuk menggunakan setting sambungan AP yang tersimpan di dalamnya. Sehingga walau setting dalam network manager memungkinkan untuk melakukan sambungan secara otomatis, KWallet membuatnya seakan tidak dapat tersambung secara otomatis.

Performa :
Untuk performa, distro ini cukup stabil. Walau dengan widget dan applet yang bertumpuk banyak pada desktop dan aplikasi yang berjalan pada startup juga bertumpuk, sistem tidak terasa berat untuk dijalankan. Processor juga tidak terasa berat dan tidak menghasilkan panas yang tinggi.


Untuk video player terjadi masalah dalam menjalankan file .mkv tertentu. Kaffeine yang menjadi video player default tidak memberikan gambar yang semestinya di sistem saya walau sudah menginstall codec-codec media player yang seharusnya. Sehingga anda perlu menambahkan video player lain untuk bisa menjalankan semua video. Misalnya, VLC atau SMPlayer. Dimungkinkan Kaffeine memerlukan graphic driver tambahan karena Kernel Linux belum mendukung laptop dengan Nvidia Optimus.

Kesimpulan :
Sang bunglon memang menampakkan diri dengan sangat indah. Dengan tampilan KDE yang apik, ditambah widget dan applet yang beragam menambah keindahan tampilannya. Performanya yang stabil juga dapat diandalkan. Kemudahan user interfacenya juga memudahkan dan tidak membuat pengguna terlalu bingung. YaST yang menjadi aplikasi kontrol panel memudahkan pengguna dalam mengatur sistemnya secara grafis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar