Linux Mint bisa saya
katakan merupakan anakan dari Ubuntu karena berbasis pada Ubuntu.
Namun Linux Mint juga menyediakan OS yang berbasis Debian. Versi
terbarunya adalah Linux Mint 15 : Olivia. Untuk Desktop tersedia 4
“rasa” antara lain Cinnamon, MATE, KDE, dan Xfce. Namun untuk
installasi melalui Windows hanya Cinnamon dan MATE saja.
Saat download .iso image,
anda akan diberikan pilihan edisi Desktop. Untuk Cinnamon dan MATE
terdapat pilihan No Codec dimana dalam file .iso tidak terdapat codec
multimedia untuk memainkan video dan musik. Namun bukan berarti anda
tidak dapat memainkan file-file multimedia, anda hanya perlu
menginstallnya sendiri dari repository Linux Mint. Hal ini
dikarenakan Linux Mint men-support codec dari perusahaan berbayar
secara gratis seperti Adobe Flash Player, namun beberapa negara
memiliki regulasi yang membuat lisensi codec berbayar tersebut
menjadi lebih terbatas.
Sekarang mari kita review
sistem operasi ini.
Linux Mint 15 : Olivia
Cinnamon Desktop 64bit
Intel Core i7-3612QM
2.10GHz
4GB DDR3 SO-DIM
Intel Corp. 3rd Gen Core
Graphics Controller dan NVIDIA GeForce GT 630M
Aspire
V3-471G-52454G75Makk
Installasi :
Tidak ada pilihan
installasi OS secara langsung saat booting CD. Anda harus menjalankan
Linux Mint secara Live dan menjalankan program installasi OS Linux
Mint dalam Live CD. Jadi bisa dikatakan, anda harus merasakan
terlebih dahulu OS ini sebelum melakukan installasi. Secara tampilan
saat installasi cukup menarik dan mudah untuk diikuti. Saat
installasi ke hardisk, sistem akan membaca apakah ada tempat yang
kosong atau ada sistem operasi lain yang berjalan dalam komputer
pengguna. Anda tentu bisa memodifikasi partisi sebelum melakukan
installasi. Terlebih lagi tersedia GParted dalam Live CD sehingga
anda bisa memodifikasi partisi hardisk anda dengan leluasa. Untuk
alasan keamanan, di OS ini anda tidak diminta untuk memasukkan
password root dan tidak terdapat password root secara default.
Sehingga anda tidak bisa menggunakan akun root. Hak akses root hanya
dapat digunakan dengan perintah sudo.
Tampilan :
Pada pandangan pertama,
Cinnamon terlihat seperti Gnome2, namun dalam desktop ini anda dapat
merubah tampilan sesuka anda. Selain itu juga terdapat Desklets yang
fungsinya sama dengan desktop widget pada Windows. Jika anda kurang
puas dengan tampilan, desklets, dan applets yang tersedia, anda bisa
mendownloadnya secara langsung dalam window saat pengaturan tampilan.
Kemudahan :
Linux Mint bisa saya sangat mudah digunakan. Codec multimedia umum
sudah tersedia sehingga anda tidak perlu menginstall codec dari
repository, kecuali jika anda menginstall edisi No Codec. Untuk
mengubah repository ke repository local anda tidak perlu memasukkan
input data repository kedalam sistem. Repository official sudah di
list dalam sistem sehingga anda tinggal memilih saja. Untuk aplikasi
juga anda bisa memilah dan memilih dalam Software Manager. Jika anda menggunakan jaringan dengan proxy berautentifikasi, anda bisa mengaturnya di Synaptic Package Manager. Jika anda punya file .iso, terdapat pilihan untuk membuat bootable USB saat anda meng-klik kanan. Sayangnya saya belum mencoba fitur ini.
Performa :
Tampilan yang apik
sepertinya membutuhkan banyak proses. Selain itu CPU juga melakukan
lebih banyak proses. Hal ini ditandai dengan mudahnya CPU panas dalam
sistem saya jika dibandingkan Fedora 19 : Schrodinger Cat. Dan dalam
sistem yang saya jalankan masih sering terjadi freeze. Sempat terjadi
crash saat menjalankan MS Office 2007 dengan Wine. Audio output saat
pertama dijalankan (setelah installasi) tidak terdeteksi dan
menggunakan Dummy Speaker dimana speaker tidak bersuara. Perlu
melakukan pembacaan driver perangkat dan sistem dengan melakukan
shutdown atau reboot terlebih dahulu.
Kesimpulan :
Kemudahan sistem operasi
ini sangat cocok untuk orang yang baru pertama kali mencoba linux.
Aplikasi dan pengaturan dasar dapat dilakukan dengan klik. Mencari
aplikasi dan installasi juga sangat mudah dan bisa dilakukan tanpa
menggunakan perintah dalam terminal. Bisa saya katakan sistem operasi
ini hampir menyerupai Windows.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar